
Dimensi Pembinaan Pastoral-Evangelisasi
Seluruh pembinaan calon imam dalam berbagai seginya, yakni manusiawi, rohani, dan intelektual berorientasi pada pastoral evangelisasi. Orientasi pastoral-evangelisasi menyentuh suatu strategi yang dinamis agar Kabar Gembira semakin ditangkap dan dialami oleh banyak orang. Dibutuhkan suatu analisa untuk menemukan tantangan-tantangan nyata yang mewarnai kehidupan bersama sekaligus menangkap tanda-tanda zaman.
Seluruh pembinaan yang diberikan di Seminari mengandung tujuan agar para calon imam siap untuk memasuki persekutuan dengan cinta kasih Kristus, Sang Gembala Baik. Dengan demikian seluruh pembinaan seminari pada dasarnya berciri pastoral. Untuk itu para calon imam diperlengkapi dengan kemampuan dalam bidang pelayanan sabda, liturgi dan pengudusan, penggembalaan dan pelayanan. Pembinaan dalam bidang pelayanan dan penggembalaan ini bertujuan agar mereka mengetahui bagaimana menghadirkan Kristus Sang Gembala Baik, yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Mrk 10:45, Yoh 13:12-17, PDV 57).
Dalam pada itu, autodisiplin sangat penting untuk dimiliki sebagai keutamaan dalam berkarya pastoral-evangelisasi. Yang dimaksud dengan autodisiplin adalah ketekadan dari dalam diri untuk menjalankan tugas dan tanggungjawabnya, melakukan apa yang perlu diupayakan untuk dilakukan, tanpa dilihat orang dan meski itu tidak disenangi sekalipun. Autodisiplin akan menunjang hidup mereka sehingga apa yang penting bagi perkembangan rohani mereka tidak terabaikan dan hidup mereka tertata dengan baik. Ini amat diperlukan di dalam Keuskupan Agung Jakarta, mengingat sebagai calon imam mereka akan menghadapi banyak distraksi.
Dalam pembinaan bidang pastoral-evangelisasi, beberapa pokok berikut perlu diperhatikan:
Pengembangan semangat seorang utusan
Pengetahuan dan kemampuan menganalisis situasi Gereja
Pengembangan keterampilan evangelisasi
Segi evaluatif dan reflektif yang menyertai setiap latihan pastoral-evangelisasi




