top of page

"Berani Membuka Hati"

Bacaan : Lukas 23 : 8 - 11

Oleh : Fr. Rafael Advenando Kusumandaru


Saudara-saudara yang terkasih,


Ketika Herodes mendengar kabar tentang Yesus, hatinya terguncang. Nama Yesus begitu ramai dibicarakan orang. Ada yang bilang kalau Ia Yohanes Pembaptis yang telah bangkit, ada juga yang menyebut Yesus sebagai Elia atau seorang nabi besar jaman dahulu hidup kembali. Namun bagi Herodes, berita itu bukan hanya kabar dari luar yang lewat begitu saja. Hati nuraninya sendiri sedang bergolak dan tidak terasa tenang, karena ia tahu bahwa ia yang berperan aktif dalam kematian Yohanes.Ā 


Mengenai Herodes yang gelisah saat mendengar kabar mengenai Yesus, sebenarnya hal ini umum kita rasakan ketika berjumpa dengan sosok yang benar. Terkadang kita cenderung menghindari orang yang perilakunya benar. Bahkan mendengar namanya saja kita mungkin agak malas. Saya pernah mengalaminya ketika saya bersama teman naik ke menara di seminari. Bahkan dari perencanaan rutenya, kami sangat menghindari kamar-kamar romo dengan memikirkan cara terbaik untuk menghindari kemungkinan romo terbangun dari tidur. Menjadi lebih gelisah lagi ketika saya mendapat kabar kalau dipanggil romo. Perasaan yang saya rasakan hanyalah rasa gelisah. Itu menunjukkan bahwa kehadiran sosok yang benar cenderung dihindari.Ā 


Dalam konteks Herodes, ia gelisah karena kabar yang lewat membicarakan mengenai Yohanes Pembabtis, orang yang ia bunuh. Bayangan dosa masa lalunya menghantui dan menimbulkan rasa takut. Inilah yang sering terjadi dalam hidup manusia, ketika kita tidak menata dosa masa lalu dengan pertobatan, dosa akan terus membayangi dan mengusik hati.


Di ayat terakhir, Herodes mengungkapkan bahwa ia ingin bertemu Yesus. Sekilas, keinginannya tampak baik. Tetapi ketika saya mencoba menelusuri pencarian Herodes terhadap Yesus, saya menemukan bahwa ia hanya berharap melihat mujizat (Luk 23:8-9). Ia tidak mencari kebenaran, melainkan hiburan. Kita pun bisa juga menjadi herodes-herodes kecil yang bersikap baik kepada sesama demi mencari hiburan atau demi keuntungan pribadi.Ā 


Herodes adalah gambaran manusia yang berhenti pada rasa penasaran, tetapi menutup diri terhadap panggilan pertobatan. Maka meskipun Yesus akhirnya hadir di hadapannya, ia tetap tidak mengenal-Nya. Pertanyaannya, apakah kita pun demikian? Apakah kita mencari Yesus hanya karena kagum pada mukjizat-Nya, atau sungguh karena rindu untuk diselamatkan?


Pada akhirnya, dari kisah ini, saya mengundang kita bercermin. Setiap orang bisa saja ā€œmencariā€ Yesus, tetapi dengan motivasi berbeda. Ada yang mencari-Nya demi kepentingan pribadi, ada pula yang sungguh mencari-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pertanyaan yang patut kita bawa dalam doa ialah bagaimana aku mencari Yesus? Apakah aku membiarkan Dia hadir hanya sebagai tokoh besar dalam pengetahuan, ataukah aku menerima-Nya dalam iman yang menuntut pertobatan? Bagaimana hubunganku dengan sesama? Apakah selama ini aku hanya menjadi herodes-herodes kecil yang menjauhi teman-teman yang hidup baik dan bersifat baik kepada orang lain demi keuntungan?


Semoga kita berani membuka hati, membiarkan Yesus menyingkapkan diri-Nya, dan menanggapi-Nya dengan iman yang sungguh mendalam.


Gambar : Refleksi - Rekreasi Komunitas STKAJ
Gambar : Refleksi - Rekreasi Komunitas STKAJ

Komentar


bottom of page