"Berjaga yang dimaksud oleh Kristus dalam Hidup Sehari-hari"
- Seminari Tinggi KAJ
- 28 Agu
- 2 menit membaca
Oleh :Fr. Vincentius Aditya Manubowo
Bacaan :Matius 24:42-51
Saudara-saudari yang terkasih,
Hari ini kita mau merenung tentang tema yang cukup dalam dari Bacaan Injil Matius 24:42-51, yaitu tentang berjaga-jaga. Kata ini disebut dua kali dalam teks, dan itu penting banget buat kita semua, terutama kita yang dipanggil untuk hidup sebagai seorang Kristiani. maka pertanyaannya, bagaimana sih kita bisa memaknai "berjaga" dalam kehidupan sehari-hari?
Apa Artinya Berjaga dalam Hidup Kita?
Di ayat 43, Yesus bilang, "Jika tuan rumah tahu kapan pencuri datang, dia akan berjaga-jaga dan nggak akan membiarkan rumahnya dibongkar." Kata pencuri di sini memang menarik, karena langsung terhubung dengan sikap berjaga. Rumah-rumah di Palestina zaman itu dibangun dari batu bata yang dikeringkan dengan matahari, dan pencuri bisa masuk dengan cara melubangi dinding rumah. Itu seperti perampokan yang nggak terduga. Pencuri itu datang secara tiba-tiba, nggak ada pemberitahuan. Ini menunjukkan bahwa kehidupan kita sebagai orang Kristen juga harus siap setiap saat, bahkan untuk hal-hal yang nggak terduga. Pencuri dalam konteks ini nggak cuma ancaman fisik, tapi lebih ke gambaran ketidakterdugaan sama seperti kedatangan Anak Manusia yang akan datang di waktu yang tak terduga.
Berjaga dengan Tanggung Jawab Setiap Hari
Seringkali, kita mikir bahwa berjaga itu cuma tentang hati-hati atau waspada dengan hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Tapi sebenarnya, kata berjaga-jaga dalam Injil ini—dari bahasa Yunani Grēgoreite artinya adalah tetap sadar/ bangun/ bertanggungjawab hidup secara bertanggungjawab dan melakukan tugas. Berjaga itu bukan berarti kita cuma duduk nunggu atau khawatir terus, tapi lebih tentang tetap sadar dan menjalani hidup dengan tanggung jawab.
Maka, ada 2 arti kata berjaga : (1) Waspada/ hati-hati dan (2) Sadar, bangun, bertanggungjawab. Lebih lanjut, kita bisa menanggapi perintah Yesus ini dengan 2 sikap : (1) Menunggu dengan pasif, atau panik dan (2) Bertanggung jawab atas hidup kita dan melaksanakan tugas kita sehari-hari dengan penuh pegharapan. Sebagai Kristiani, kita dipanggil untuk berjaga bukan karena kewajiban atau rasa takut akan sesuatu yang tidak kita ketahui, tapi karena harapan kita akan kedatangan Kristus yang penuh sukacita.
Sebagai punctum Pertanyaan Refleksi: Bagaimana Aku Memaknai Berjaga dalam Hidup Sehari-hari?
Nah, buat kita semua, mari kita merenung sejenak dengan satu pertanyaan penting: "Bagaimana aku sebagai pribadi Kristiani memaknai berjaga dalam hidup sehari-hari?"
Mari kita berjaga dengan hati yang penuh pengharapan, tetap bertanggung jawab atas hidup kita.
Mari kita mohonkan hati yang selalu siap dan “Berjaga”.
Amin.

Komentar