top of page

Kerendahan Hati adalah Jalan Menuju Hidup yang Kekal

Bacaan Puncta : Lukas 9 : 51-56

Dibuat Oleh : Fr. Steven Satria Putra


Injil Lukas mengisahkan bahwa Yesus ditolak oleh orang Samaria melewati kota mereka karena tujuan Yesus yang ingin menuju Yerusalem. Peristiwa ini merupakan hal yang dapat dimaklumi karena pada saat itu hubungan antara orang Yahudi dan orang Samaria sedang tidak baik. Masing-masing dari mereka memiliki rumah ibadat yang berbeda. Orang Yahudi menyembah Allah mereka di Bait Allah sedangkan orang Samaria menyembah Allah mereka di Gunung Gerizim.


Apa yang Yesus lakukan adalah suatu hal yang kontradiktif pada saat itu karena biasanya orang Yahudi yang ingin ke Yerusalem memilih untuk menghindari kota Samaria dan memilih jalur perjalanan yang lebih jauh. Melalui hal kontradiktif ini tersirat pesan dari Yesus bahwa kita harus bersikap rendah hati. Seringkali kita menganggap perbedaan sebagai suatu hal yang bertentangan dan sulit untuk hidup beriringan, seperti halnya jika ada pribadi yang berbeda pandangan dengan kita, kita sering bersikap untuk menjauhi. Melalui Injil ini dijelaskan bahwa dalam Yesus setiap pribadi adalah saudara dan kita diajak untuk dapat merangkul setiap pribadi yang kita temui. Perbedaan yang ada diubah menjadi hal untuk saling melengkapi satu sama lain.


Peristiwa ini mengungkapkan karya keselamatan Allah yang universal, terlebih hal ini tergambarkan di bab selanjutnya tentang perumpamaan orang Samaria yang baik hati. Bukan imam atau seorang Lewi yang memperoleh hidup kekal, melainkan setiap pribadi yang mengikuti dan melaksanakan hukum Allah lah yang memperoleh hidup yang kekal. Sehingga keselamatan itu bersifat universal, dapat diraih oleh setiap pribadi yang melaksanakan kehendak Allah dengan penuh kesadaran dan penghayatan.


Kerendahan hati Yesus tergambarkan saat Ia menegur Yakobus dan Yohanes yang dalam bacaan Injil mereka ingin membinasakan orang Samaria karena menolak Yesus, sang Guru Agung. Yesus mengajarkan jalan kerendahan hati untuk menghadapi segala peristiwa kesesakan yang kita alami. Seringkali dalam menghadapi kesesakan kita lebih mengandalkan ego dan amarah, bahkan kita dapat menuduh Allah sebagai dalang dari setiap permasalahan yang kita hadapi. Melalui Injil ini kita diingatkan dan disadarkan kembali bahwa sikap rendah hati adalah jalan untuk memperoleh hidup yang kekal.


Sekarang menjadi refleksi bagi kita bersama, sanggupkah kita melaksanakan hukum Allah? Atau masih terlarutkah kita di dalam ego dan amarah di saat situasi kesesakan? Keputusan ada di tangan kita dan marilah sekarang ini kita berbalik kepada Allah melalui pengimplementasian nyata iman kita dalam tindakan kerendahan hati yang konkret. Tuhan Yesus memberkati.



184 views2 comments

Recent Posts

See All
bottom of page