top of page

"Meneladan dari Salib"

Diperbarui: 2 hari yang lalu

Oleh :Fr. Kristoforus Arnold Andrianto Soedjadi

Bacaan : Lukas 23:35-43


Halo saudara-saudari terkasih,


Apa kabarnya nih? Hope you're all in good spirits. Teman-teman yang terkasih, hari ini saya menawarkan bacaan dari Lukas 23 ayat 35-43, bacaan ini menjabarkan tentang suasana saat Yesus berada di atas kayu salib. Bacaan ini mayoritas berisi tentang percakapan atau ucapan yang disampaikan oleh beberapa orang. Kita mungkin sudah bisa membayangkan bagaimana situasi yang dialami pada bacaan tersebut, mungkin kita sudah pernah melihat bagaimana visualisasi dari percakapan tersebut dalam film Passion of the ChristĀ atau dalam visualisasi jalan salib yang ada di paroki kita masing masing. Dalam permenungan saya, saya mau mengajak kita lihat dari model ucapan dan perkataan yang ada dalam teks tersebut, setidaknya saya melihat ada 3 karakter atau sifat yang ada dalam kisah tersebut. Saya rasa 3 sifat ini juga cukup dekat dengan kita semua.

Yang pertama, kita diperlihatkan dalam teks ini bagaimana para prajurit, ahli taurat dan penjahat yang ada sebelah kiri Yesus menghujat, meledek dan mengolok-olok Yesus, kita bisa lihat salah satu contoh dalam teks tersebutĀ ā€˜Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!ā€ā€™(Luk 23:36-37)

Teman-teman yang terkasih, sering kali dalam hidup kita secara sadar atau tidak sadar jatuh ke dalam dosa ini, yaitu menghujat. Seperti melakukan hate speech kepada orang lain, bicara kasar, menyindir sesama kita dan lain sebagainya. Sering kali kita merasa bahwa ini merupakan hal yang sepele, tetapi ternyata pada sisi lain. Hal ini merupakan sifat yang membuat orang lain sakit hati. Maka dari itu saya mau mencoba mengajak kita semua untuk melihat dari sifat ke 2 yang ada dalam teks ini. Menegur dan memohon kita bisa belajar dari penjahat di samping kanan Yesus atau yang dikenal dengan Dismas. Seperti yang tertulis dalam injil Lukas 23 ayat 40-41Ā ā€˜Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah’. Dismas menegur penjahat yang satunya karena ia ikut dalam menghujat Yesus, padahal dia juga berbuat kejahatan.

Kita diingatkan oleh ayat ini bahwa kita ini manusia yang berdosa. Kita tidak ada apa apanya jika dibandingkan dengan Yesus yang harus disalibkan. Maka dari itu, kenapa kita senantiasa menghujat dan mengolok-olok? saya rasa ini sering terjadi dalam kehidupan kita.

Lalu dari Dismas kita juga belajar bagaimana senantiasa memohon kepada Tuhan. Luk 23:42: ā€˜Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja’ Dismas sadar bahwa dia berdosa, dan dia sadar bahwa ada keselamatan pada diri Yesus dan dia tidak malu untuk mengakui bahwa ia telah berdosa dan meminta kepada Yesus untuk membawanya ke dalam Firdaus (Surga).Ā  Kerap kali kita lupa bahwa ada Tuhan yang selalu menantikan kita untuk datang kehadiratnya untuk berdoa dan memohon kepadanya. Seringkali kita kalau mendapat masalah dalam kehidupan kita ā€˜lari’ kepada hal-hal lain dan lupa bahwa kita punya Tuhan Yesus yang senantiasa merindukan kita.

Lalu yang ke 3, mari kita melihat setidaknya 2 hal dari apa yang dilakukan dan dikatakan Yesus diatas kayu salib. Yang pertama, menyambung dari refleksi tentang Dismas yang memohon kepada Yesus untuk ā€˜diingat’ Yesus menjawabnya dengan "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.ā€ Saya merefleksikan ini sebagai bukti bahwa akan selalu ada tempat untuk orang yang senantiasa meminta kepada Tuhan, asalkan kita mau merendahkan diri untuk memohon kepadanya. Yesus juga meneguhkan apa yang menjadi kecemasan dan permohonan Dismas diatas kayu salib.Ā 

Lalu yang kedua, coba kita lihat sejenak, apa yang dilakukan Yesus pada saat Dia dihujat, dicemooh dan diolok-olok. Apakah dia melawan? Apakah dia membantah? Tidak, dia hanya diam dan seakan-akan menerima semua itu. Kata-kata yang keluar dari mulut Yesus adalah peneguhan untuk Dismas tadi yang sudah saya tuliskan dalam point ke 2. Artinya apa? Mari kita meneladan Yesus untuk tidak menghiraukan ledekan, ejekan, hujatan dan lain sebagainya yang orang lain lakukan terhadap kita. Seringkali kita terpancing emosi kalau diledek dan dihujat orang lain, yang akhirnya kita membalasnya dengan hal yang sama juga dan mengakibatkan kitaĀ  jatuh juga ke dalam dosa yang sama. Coba kita bersama-sama belajar bagaimana menanggapi omongan omongan jelek orang terhadap kita. Kita bersyukur diperlihatkan sosok teladan, Yesus yang dengan rendah hati tidak membalas hujatan hujatan itu, justru malah memberikan peneguhan kepada orang lain.

Teman-teman yang terkasih, saya rasa cukup banyak hal yang bisa kita peroleh dari bacaan pada kali ini, sekaligus saya mau mengajak kita semua untuk kembali melihat pada diri kita. Kira kira sifat/karakter apa yang dominan muncul dalam diriku? Apakah itu sudah baik? Atau harus aku ubah agar hidupku menjadi lebih baik lagi?


Mari bersama-sama kita senantiasa belajar untuk selalu rendah hati, senantiasa memohon dan berdoa kepada Tuhan (hening sejenak).


Tuhan Yesus Memberkati.


Gambar :Rekoleksi Komunitas Bulan Oktober.
Gambar :Rekoleksi Komunitas Bulan Oktober.


Komentar


bottom of page