"Perjumpaan Iman"
- Seminari Tinggi KAJ

- 15 Okt
- 2 menit membaca
Oleh :Fr. Leonardus Toe Eko
Bacaan : Lukas 19:1-10
Saudari-saudaraku yang terkasih
Apa kabarnya? Semoga kita selalu sehat dan dipenuhi sukacita dari Tuhan.
Saat ini kita akan merenungkan kisah yang sangat menarik, yaitu kisah Zakheus. Kisah ini hanya ada di Injil Lukas, tidak ada di Injil yang lain. Melalui kisah ini, Tuhan mau mengingatkan kita tentang makna hidup sebagai pengikut-Nya.
Kalau kita lihat, Zakheus digambarkan sebagai seorang yang sangat kaya. Dalam ayat 2 disebutkan, “Ia adalah kepala pemungut cukai dan ia orang yang kaya.” Kita bisa bayangkan betapa banyak hartanya sebagai kepala pemungut cukai. Tapi ternyata, di balik semua kekayaan itu, ada sesuatu yang kosong dalam dirinya.
Ia merasa ada bagian hidup yang belum terisi. Maka dikatakan, “Ia berusaha untuk melihat siapakah Yesus itu.” Zakheus ingin berjumpa dengan Yesus, karena ia tahu hanya Yesus yang bisa mengisi kekosongan di hatinya. Dan menariknya, Yesus justru berhenti di bawah pohon tempat Zakheus berada dan berkata, “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”
Bayangkan! Dari sekian banyak orang di sana, Yesus justru memilih Zakheus seorang yang dianggap berdosa, yang dijauhi orang lain. Tetapi Yesus datang kepadanya dan ingin tinggal di rumahnya.
Saudari-saudaraku yang terkasih,
Kalau kita renungkan, rumah yang dimaksud Yesus itu bukan hanya rumah fisik, tapi hati kita sendiri. Yesus ingin menumpang di dalam hati kita. Ia ingin hadir dalam hidup kita dalam suka dan duka, dalam kekuatan dan kelemahan kita. Sering kali, kita pun seperti Zakheus. Di tengah kesibukan, keberhasilan, atau kenyamanan hidup, ada saat-saat di mana kita merasa kosong. Kita bertanya-tanya:
“Mengapa hidupku terasa datar saja?”
“Mengapa Tuhan terasa jauh?”
“Mengapa masalahku seperti tidak ada habisnya?”
Dalam saat seperti itu, Tuhan juga berkata kepada kita,
“Aku ingin menumpang di rumahmu.”
“Aku ingin hadir di dalam hidupmu.”
Pertanyaannya, apakah kita mau membuka pintu hati kita bagi-Nya? Zakheus menerimanya dengan sukacita, dan perjumpaan itu mengubah seluruh hidupnya. Ia bahkan berkata, “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin.” Lihatlah, dari orang yang dulunya serakah, kini hatinya dipenuhi kasih dan kemurahan.
Maka, saudari-saudaraku yang terkasih, Perjumpaan iman Zakheus meneguhkan kita bahwa setiap kali kita membuka diri kepada Yesus, hidup kita akan diperbarui. Kita akan melihat Yesus bukan hanya sebagai sosok yang jauh di surga, tetapi sebagai Tuhan yang hidup di dalam hati kita yang menjaga, melindungi, dan menyertai setiap langkah kita.
Dan seperti yang dikatakan Yesus di akhir kisah:
“Hari ini telah terjadi keselamatan pada rumah ini, sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
Semoga, seperti Zakheus, kita pun sungguh membuka hati bagi Tuhan, agar kasih dan keselamatan-Nya tinggal dalam diri kita.
Gaudete et Exultate,
Tuhan memberkati. ✝️









Komentar