"Tanda-Nya Nyata dalam Kita"
- Seminari Tinggi KAJ

- 3 hari yang lalu
- 2 menit membaca
Oleh :Fr. Antonius Dimas Pratama Kustanto
Bacaan :Lukas 17: 20–25
Saudara dan saudari yang terkasih,
saya hendak berbagi sedikit permenungan yang barangkali dapat mengistirahatkan hati dan pikiran kita dari padatnya kesibukan harian. Tidak dapat dipungkiri, perasaan lelah seolah sudah bersahabat dengan manusia di era yang serba cepat. Apabila kita terlena dan tidak peka dengan suara hati, bukan hal yang mustahil bagi dunia untuk menjadikan kita sebagai korban modernisasi.
Untuk mengantisipasi diri dari belenggu modernisasi, saya menemukan Sabda Tuhan yang berbicara melalui muridnya Lukas. Di dalam Injil Lukas, orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus kapan Kerajaan Allah akan datang. Mereka mengharapkan sesuatu yang kelihatan. Namun, Yesus menjawab, “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah… sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.” (Luk 17: 20–21). Jawaban Yesus ingin mengatakan bahwa kita sebagai manusia mbok ya jangan neko neko.
Memang apa sih Kerajaan Allah yang dimaksud itu?
Dalam upaya saya untuk memahami ucapan Yesus, saya membayangkan bagaimana Yesus mencoba untuk membawa kebaruan. Bagi Yesus, Kerajaan Allah bukanlah konsep yang terbatas oleh ruang dan waktu. Kerajaan Allah sesederhana diri kita yang mampu menjadi teladan untuk sesama, membawa damai, dan menghadirkan wajah Yesus yang penuh dengan kasih yang lemah lembut.
Kerajaan Allah sungguh hadir dan nyata ketika kita mampu menaklukkan ego dan mencintai hal-hal yang seringkali terlihat remeh. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk menyadari dan menampakkan wajah Kristus di dalam rutinitas yang serba cepat. Kita diingatkan bahwa Kerajaan Allah sudah hadir di dalam diri kita dan setiap hal baik yang kita lakukan. Lantas, pertanyaannya bukan kapan Kerajaan Allah datang, melainkan sudahkah kita hidup di dalam Kerajaan Allah tersebut.
Sebagai penutup sekaligus punctum yang dapat saya tawarkan. Terdapat dua pertanyaan reflektif yang juga menuntun saya dalam memaknai Sabda Tuhan mengenai Kerajaan Allah.
● Dalam hidup ini, di bagian mana aku masih menantikan tanda lahiriah dari Kerajaan Allah?
● Lantas, bagaimana aku melihat sesamaku, keluarga, rekan satu komunitas, dan pengalaman harianku?
Semoga permenungan ini dapat mengetuk hati kita dan menjadi gemerlap cahaya Kristus yang senantiasa menyegarkan iman kita.
Tuhan mengenal dan Ia mencintai kita.
Amin.









Komentar