top of page

Hidup Dengan Tujuan Yang Lebih Jauh

Diperbarui: 23 Agu

Oleh : Fr. Benedictus Andree Budianto

Bacaan : Lukas 9:28b-36


“Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.” (Luk 9:31)

 

Teman-teman semua,

Perikop ini menandai perubahan karya Yesus setelah beberapa waktu mewartakan Kerajaan Allah di Galilea. Dari Galilea, Ia akan menuju Yerusalem. Kita mengetahui bahwa Yesus ke Yerusalem bukan untuk traveling, healing, berenang di Laut Mati atau adu sakti dengan para imam di Bait Allah. Yesus ke Yerusalem untuk menyelesaikan misi-Nya di dunia, menghadirkan Allah yang adalah kasih, yang rela mengasihi sampai menderita dan wafat di salib. Kalau kita bertanya kepada seorang teman “Liburan mau ke mana Bro?” dan ia menjawab misalnya “ke Malang nih, Bro” maka kita tahu di Malang ada sesuatu yang menarik, ada sesuatu di Malang yang membuat teman kita pergi ke sana. Maka suatu tujuan lebih dari sekedar destinasi, bukan sekedar suatu tempat atau keadaan. Di balik destinasi, ada makna yang lebih dalam, ada tujuan yang lebih jauh.

Ketika merenungkan teks ini, saya menjadi gelisah. Dulu sebelum masuk Seminari, saya melayani sebagai seorang lektor di Paroki. Awal-awal saya sangat bersemangat melayani sebagai lektor, tetapi setelah 1, 2, 3 tahun, semangat itu mengendur. Apalagi mulai tahun keempat setelah siklus 3 tahunan tahun liturgi itu sudah berulang, saya merasa setiap bacaan sudah familiar, karena sudah pernah dibaca sebelumnya. Tanpa makna yang lebih dalam, tanpa tujuan yang lebih jauh, pelayanan itu akan menjadi tugas yang melelahkan dan membosankan.

Dengan merenungkan perikop ini, saya mengajak kita semua, mari mulai memikirkan makna yang lebih dalam dan tujuan yang lebih jauh keberadaan kita di dunia ini. Tentu, hidup adalah suatu rahmat, anugerah dari Tuhan, dan Tuhan senantiasa akan menyertai kita dalam setiap langkah hidup kita, tetapi dari sisi kita, menurut saya penting untuk terus mencari dan berusaha menemukan makna dan tujuan yang lebih mendasar dari hidup kita. Hal itu akan membuat perbedaan dalam cara kita menjalani hari-hari kita, karena kita tidak lagi hidup di sini untuk “menunggu mati” dengan belajar atau bekerja seperlunya, atau berdoa secukupnya, melainkan seperti Paulus kita akan bangun setiap hari dengan bersemangat untuk “berlari mengejar apa yang ada di depanku.”

Tuhan memberkati kita semua.


Gambar : Penutupan TOR 2024-2025
Gambar : Penutupan TOR 2024-2025

Komentar


bottom of page