Kebangkitan Memberikan Pengharapan
- Seminari Tinggi KAJ
- 4 Mei
- 2 menit membaca
Diperbarui: 15 Agu
Dibuat oleh : Fr. Ignatius Imanuel Nugroho Suwandi
Bacaan Injil : Yohanes 21:1-19
Sejalan dengan peringatan tahun ini sebagai Tahun Yubileum "Pengharapan," permenungan hari ini mengajak kita untuk semakin memperdalam makna pengharapan itu, khususnya melalui peristiwa kebangkitan Yesus. Bacaan Minggu ini bercerita tentang tujuh murid yang semalaman melaut di Danau Tiberias, tetapi tidak mendapat ikan sama sekali. Kita juga diajak merenungkan pertanyaan Yesus kepada mereka, “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” kita bisa merenungkan bahwa pertanyaan Yesus kepada murid bisa menjadi 2 cara dalam menanggapinya antara putus asa dan pancingan untuk semakin semangat untuk mencari ikan. Namun, kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka membawa semangat baru di saat mereka diliputi keraguan dan keputusasaan. Dengan sederhana, Yesus berkata, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan," dan seketika para murid menangkap ikan dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga hati mereka yang awalnya dipenuhi dengan keputusasaan diubah menjadi sukacita.
Saudari-saudara, dari permenungan pertama ini kita bisa melihat bahwa kebangkitan Yesus juga bisa menjadi kebangkitan bagi hidup kita, yaitu dengan meninggalkan keputusasaan dan mulai hidup dalam pengharapan. Walaupun dalam kenyataan hidup kadang terasa sangat sulit untuk menjaga semangat itu dan sering ragu untuk membaca tanda-tanda zaman. tetapi sebagai orang beriman tidak akan pernah meninggalkan imannya.
Permenungan kedua, Petrus yang ditanya Yesus “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi aku lebih daripada mereka ini?” dan memberikan nasihat “Gembalakanlah domba-dombaku” sebanyak 3x. Dalam kisah ini, Yesus mau menyadarkan bahwa Petrus tidak boleh begitu saja lupa akan tugasnya menjadi seorang rasul harus melanjutkan perutusan yang selama ini berjalan bersama Yesus entah mengajar, menyembuhkan, memberikan makan banyak orang dan masih banyak lagi.
Saudari-saudara terkasih, kita tahu bahwa Petrus Lah yang dipercaya Yesus untuk menjadi dasar Gereja. Karena itu, sebagai umat beriman, kita pun dipanggil untuk melanjutkan karya Gereja dalam kehidupan sehari-hari, entah itu dengan mewartakan kebaikan, membantu sesama, atau menjadi saksi kasih Tuhan dalam keluarga dan masyarakat. Kita pun bisa belajar dari jawaban Petrus yang jujur dan penuh kasih: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kalimat ini menjadi pengingat bahwa meskipun kita lemah dan tidak sempurna, Tuhan tetap melihat ketulusan hati dan kasih kita kepada-Nya.
Karena itu, kebangkitan Kristus bukanlah peristiwa yang hanya layak dikenang setahun sekali saat Paskah. Lebih dari itu, kebangkitan adalah pengalaman yang bisa kita hayati setiap hari dalam hidup kita. Kita bisa merasakan tanda-tanda kebangkitan lewat kehadiran orang-orang di sekitar kita mereka yang memberi semangat saat kita lemah, yang mengulurkan tangan saat kita jatuh, atau yang setia menemani di saat kita merasa sendiri. Dalam kasih, kepedulian, dan perhatian sederhana dari sesama, kita bisa melihat bahwa Kristus yang bangkit terus hidup dan berkarya.

Komentar