top of page

Mengasihi Musuh??? Siapa Takut!!

Bacaan : Lukas 6:27-38

Oleh : Fr. Albertus Danu Bagaskoro


Romo dan teman-teman yang terkasih, kalau dilihat dari bacaan belakangan ini kok rasa-rasanya seperti berbalik dari dunia zaman sekarang ini. Pada hari ini kita mendengar “berbahagialah orang yang sedih, berbahagialah kalian yang miskin, celakalah kalian yang tertawa, celakalah kalian yang kenyang” dan juga besok kita mendengar “berbuatlah baik kepada musuhmu, bila orang menampar pipimu yang satu berikanlah pipi yang lain, jangan menghakimi” rasa-rasanya seperti berbanding terbalik dengan dunia saat ini.


Yesus mengajak kita untuk askese, Askese berasal dari bahasa yunani yang artinya Latihan, menyangkal diri untuk mencapai kesempurnaan spiritual. Membahas tentang askese saya teringat akan sebuah pengalaman di akhir Tahun Rohani. Yaitu ketika ada pengumuman Refleksi Rekreasi ke Bali, rasanya sangat senang dan sangat excited namun kami bertanya ke Romo Andy apakah boleh untuk kami membawa hp saat rekreasi tersebut. Romo Andy dengan tegas tidak memperbolehkan kami membawa Hp. Rasa senang tersebut perlahan sirna, bagaimana rasanya di perjalanan yang panjang namun kami tidak membawa hp. apalagi seperti orang yang baru pertama kali ke Bali seperti saya, sangat disayangkan jika tidak ada dokumentasinya. Sekitar seminggu keputusan tetap bulat, tidak diperbolehkan. Rasa senang mulai hilang dan digantikan dengan rasa malas. Ingin rasanya liburan dirumah atau jaga puruhita saja. Benar saja dalam perjalanan saya cuman bengong lalu tidur dan diulangi terus hingga sampai tujuan. Saat ada spot spot yang bagus yang bisa dilakukan hanya foto dengan hp komunitas atau numpang di hp kakak kelas. Saat perjalanan pulang kegiatan saat berangkat pun terulang, bengong lalu tidur hingga sampai lagi di cempaka putih.


Namun entah mengapa ada peraaaan lain yang tidak bisa dijelaskan. Romo dan teman-teman, Saya merefleksikan bahwa askese atau penyangkalan diri itu bisa dilakukan berdasarkan pertama-tama oleh dorongan, baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Kalau berdasarkan pengalaman Refrek itu tentunya dororngan dari luar, Namun saya merasa jika dorongan dari luar saja bisa merubah apalagi dari dalam diri. Tentu ini bukan hal yang mudaha apalagi harus bertemu dengan orang yang kita benci, namun Yesus mengajarkan untuk mengasihi musuh, untuk mengasihi musuh pertama-tama harus bisa melawan ego dan gengsi yang ada dalam diri kita. Setelah kita berdamai dengan ego dan gengsi yang ada dalam diri kita, baru kita bisa menghadirkan kasih bagi orang lain dengan mengasihi musuh kita. Selain dorongan untuk melawan diri sendiri hal yang kedua yaitu bantuan dari teman. Melihat dari pengalaman Refrek, Saya merasa bahwa yang tidak bawa hp bukan saya saja namun teman angkatan juga, nah dari hal itu saya merasa tidak sendiri. Dengan adanya teman bisa menjadi support untuk berdamai dengan musuh. Mungkin bisa hadir dalalm teman angkatan maupun teman komunitas. Jangan jangan nama angkatan kita seperti sempurnakanlah kami ya allah, selayar, semesta, dan sahaya, S nya itu sahabat, saling bahu membahu menghadirkan kasih ditengah-tengah kita sehingga tidak ada lagi yang namanya musuh melainkan menjadi seorang sahabat.


Yang kedua yaitu pesan Yesus, Jangan menghakimi maka kamu tidak akan dihakimi. Romo dan teman-teman, perihal menghakimi ini sangat dekat dengan kita. Secara sadar atau tidak sadar menghakimi ini hadir di komunitas kita entah secara halus maupun secara brutal. Dalam bacaan ini Yesus mengajak kitia untuk tidak menghakimi, gak gampang untuk melakukannya namun kembali lagi jika ada dorongan dan bantuan teman pasti kita bisa melawan hal ini. Contoh menghakimi yaitu bisa dengan memberi label negatif kepada orang, hal ini mungkin bisa hadir dalam candaan atau obrolan harian namun secara perlahan label negatif ini melekat pada orang-orang yang di beri label sehingga ketika dia telat atau dia gak ikut misa kita langsung menganggap “ah pasti dia ketiduran, diakan gabisa bangun pagi” kita langsung menjudge tanpa tau alasan dibaliknya. Dengan memberi label negatif kita secara langsung menjatuhkan orang lain. Maka dalam bacaan ini Yesus mengajak kita untuk tidak menghakimi sehingga kita dapat melihat sesama dengan mata kasih untuk menghadirkan komunitas yang membangun dan komunitas yang sehat.


Maka Romo dan teman-teman, saya mengajak kita semua pertama-tama untuk meau melawan diri kita, melawan ego dan gengsi kita sehingga kita bisa menjalankan perintah Yesus yaitu mengasihi musuh. Lalu mari kita untuk tidak langsung menghakimi, tidak memberi label negatif kepada orang lain namun menanyakan alasannya terlebih dahulu sehingga tidak salah paham. 


Pertanyaan untuk kita renungkan :

  • apa yang akan aku lakukan untuk menghadirkan kasih kristus di komunitas ini?

  • apakah aku masih sering memberi label negatif kepada teman komunitasku?

Gambar : Refleksi - Rekreasi Komunitas STKAJ
Gambar : Refleksi - Rekreasi Komunitas STKAJ

Komentar


bottom of page